Jakarta 10
Kamu belum masuk atau kamu gak punya akses ke halaman ini. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa sebab:

1. Kamu belum masuk. Isilah form dibawah ini dan coba lagi.
2. Kamu enggak punya akses untuk halaman ini. Apakah kamu ingin mengubah postingan orang lain, mengakses halaman administrasi atau sistem terbatas lainnya?
3. Account kamu mungkin sedang menunggu pengaktifan, atau telah dinonaktifkan oleh Administrator.
Jakarta 10
Kamu belum masuk atau kamu gak punya akses ke halaman ini. Hal ini terjadi dikarenakan beberapa sebab:

1. Kamu belum masuk. Isilah form dibawah ini dan coba lagi.
2. Kamu enggak punya akses untuk halaman ini. Apakah kamu ingin mengubah postingan orang lain, mengakses halaman administrasi atau sistem terbatas lainnya?
3. Account kamu mungkin sedang menunggu pengaktifan, atau telah dinonaktifkan oleh Administrator.
Jakarta 10
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.



 
IndeksAttentionGalleryLatest imagesPencarianPendaftaranLogin

Share | 
 

 Luka

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Go down 
PengirimMessage
spokat
Roomers
spokat

Jumlah posting : 13
Age : 42
Registration date : 24.06.08

Luka Vide
PostSubyek: Luka   Luka Icon_minitimeTue Jun 24, 2008 6:09 am

Dia bertanya kepadaku "Mengapa kau berada di balik tembok itu?"

"Aku sudah sedemikian lama berada di balik tembok ini sampai terlupakan sudah alasan mengapa aku melakukannya" jawab ku dengan perasaan sedikit gugup.

Dia bertanya lagi "Bagaimana rasanya? Bagaimana rasanya hidup di balik tembok?"

"Membuat ku merasa aman" kalimat itu lah yang langsung terlintas di kepalaku untuk menjawab pertanyaannya

"Aman??? Benarkah begitu? Aku juga ingin mencobanya, mencoba hidup di balik tembok apabila hal itu bisa memberikan rasa aman seperti yang kau katakan." lalu ia pun berlalu berjalan membelakangiku, semakin jauh ia dari pandangan hingga hanya titik kecil yang terlihat yang lambat laun menghilang.

Minggu berikutnya ia datang lagi kepada ku dengan raut muka yang datar nyaris tanpa ekspresi. Sepertinya dia tipe orang yang sulit untuk menyembunyikan perasaannya karena terlihat jelas kesedihan di mukanya.

"Aku sudah mencobanya, tapi bukan perasaan aman yang aku dapat melainkan hanya rasa sepi." katanya dengan muka melenguh.

"Aku sudah mengingatnya, mengingat apa alasanku hingga hidup di balik tembok ini. Apakah kau ingin mendengarnya?" kata ku.

"Tentu aku ingin mendengarnya." jawabnya dengan perasaan ingintahu. "

"Alasan aku melakukan ini sama dengan alasan mengapa kamu membalut tangan mu itu" jawab ku seraya menunjukan jari ku ke tangannya yang dibalut dengan kain putih menandakan adanya luka.

Dengan perasaan heran dan bingung ia balik bertanya kepadaku "Apa maksud dari kata-kata mu itu???"

Aku dengan tenang menjawab "Untuk apa kamu membalut tangan mu itu karena bukan luka di tangan mu yang harus disembuhkan melainkan luka di hati mu."
Kembali Ke Atas Go down
 

Luka

Topik sebelumnya Topik selanjutnya Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Jakarta 10 :: Lounge :: Poems-